Struktur Eksternal Akar, Batang dan Arsitektur Percabangan Batang

Akar (Radix)
     Akar merupakan bagian pokok pada tumbuhan yang umumnya terletak di dalam tanah. Akar bersifat geotrop atau tumbuh ke arah pusat bumi dan hidrotop atau tumbuh menuju air. akar pada tumbuhan, berfungsi sebagai alat penyerapan unsur hara, seperti air dan mineral, dan sebagai pondasi dan mendukung berdirinya batang.
Akar umumnya terdiri dari beberapa bagian-bagian. Menurut Tjitrosoepomo (2013),           bahwa struktur eksternal akar adalah:
1.   Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang bersambung dengan bagian bawah batang.
2. Ujung akar (apex radicis), yaitu tersusun atas jaringan-jaringan yang masih muda atau jaringan meristem.
3.  Batang akar (corpus radicis), yaitu bagian tengah akar atau berada di antara leher akar dan ujung akar.
4.  Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian akar yang bercabang pada bagian pokok akar.
5.  Serabut akat (fibrilla radicalis), yaitu bagian akar dari cabang-cabang akar yang memiliki permukaan yang halus.
6.   Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar yang kecil dan tipis. Bagian tersebut berungsi sebagai alat perluasan pada akar (asimilasi).
7.   Tudung akar (calyptra), yaitu merupakan bagian akar yang berada paling ujung.

Penyebab berfungsinya suatu akar disebabkan oleh sistem akar tersebut. Menurut Beck (2010), bahwa sistem akar umumnya adalah:
1.   Akar Cluster, yaitu merupakan akar yang umumnya ditemukan pada tumbuhan dikotil. Selain itu, akar tersebut umumnya ditemukan pada tumbuhan yang hidup di daerah kekurangan fosfor.
2.   Akar kontraktil, yaitu merupakan akar yang umumnya ditemukan pada tumbuhan monokotil dan dikotil. Selain itu, akar kontraktil biasanya ditemukan pada tumbuhan yang memiliki umbi.

Namun, Menurut Tjitrosoepomo (2013), bahwa sistem akar pada tumbuhan umumnya adalah:
1.   Sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang dan menjadi akar-akar yang lebih kecil lagi. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang. Susunan akar tunggang biasanya ditemukan pada tumbuhan berbiji ganda (Dicotyledoneae) dan tumbuhan telanjang (Gymnospermae).
2.  Sistem akar serabut, jika akar yang keluar dari pangkal akar adalah sejumlah akar yang kurang lebih sama besar. Akar tersebut biasanya disebut dengan akar liar.

Batang (Caulis)
Batang merupakan bagian tumbuhan yang penting. Struktur eksternal batang meliputi nodus dan internodus. Nodus berarti titik melekatnya tangkai daun pada batang, sedangkan internodus jarang antara nodus yang satu dengan yang lainnya. Pada umumnya batang mempunyai sifat fototrop, yaitu tumbuhnya menuju ke arah cahaya atau matahari. Berbagai jenis tumbuhan memiliki perbedaan pada struktur batangnya. Menurut Tjitrosoepomo (2013), berdasarkan ada tidaknya batang dapat dibedakan menjadi:
1.  Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis), yaitu tumbuhan yang benar-benar tampak seperti tidak mempunyai batang. Namun, sebenarnya memiliki batang, hanya saja batang pada tumbuhan tersebut sangat pendek. Tumbuhan tersebut biasanya memiliki jenis roset (rosula), seperti lobak (Rophamus sativus L.), dan sawi (Brassica juncea L.)
2. Tumbuhan yang jelas berbatang, yaitu tumbuhan yang jelas-jelas memiliki batang sesungguhnya. Batang tumbuhan dapat dibedakan antara lain batang basah (herbaceous), batang berkayu (lignosus), batang rumput (calmus), batang mendong (calamus).

Batang pada berbagai jenis tumbuhan, memiliki bentuk eksternal yang berbeda-beda. Kebanyakan tumbuhan dicotyledoneae mempunyai batang bagian bawah yang lebih besar dibandingkan batang bagian atasnya, sedangkan tumbuhan monocotyledoneae mempunyai batang yang hampir sama secara keseluruhan. Menurut Bendre (2010), bahwa bentuk batang adalah:
1.  Bundar, yaitu batang yang berbentuk bundar pada garis melintang, seperti jeruk limun (Gambar 1a).
2.    Kaku, yaitu batang yang memiliki banyak segi atau sudut, seperti Asparagus,
Coriandrnm (Gambar 1b).
Gambar 1. Bentuk batang: (a). Batang bundar, (b). Batang persegi, dan (c). Batang kaku (Bendre, 2010).

       Permukaan pada batang juga berbeda-beda pada tiap tumbuhan, batang juga memperlihatkan sifat yang bermacam-macam. Menurut Tjitrosoepomo (2013), bahwa permukaan batang dapat dibedakan menjadi:
1.      Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea mays L.),
2.      Berusuk (costatus), misalnya iler (Coleus scutellarioides Benth.),
3.      Beralur (sulcatus), misalnya pada Cereus peruvianus (L.) Haw.
4. Bersayap (alatus), misalnya pada ubi (Dioscorea alata L.) dan markisah (Passiflora quadrangularis L.).

Selain itu, permukaan batang dapat pula:
1. Berambut (pilosus), misalnya tembakau (Nicotiana tabacum L.),
2. Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp.),
3. Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pepaya (Carica L.),
4. Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya nangka (Artocarpus integra Merr.),
5. Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulata Boiv.),
6. Keadaan-keadaan lain, misalnya lepas merak (bagian kulit yang mati), misalnya pada jambu biji (Psidium guajava L.).

    Batang suatu tumbuhan umumnya memperlihatkan percabangan. Batang berdasarkan cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan tiga macam cara percabangan, yaitu:
1. Percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok atau utama selalu tampak jelas, karena lebih besar dan panjang daripada cabang-cabangnya, misalnya Casuarina equisetifolia L.
2. Percabangan simpodial, yaitu batang pokok sukar ditentukan karena ukurannya hampir sama dengan batang pokok dan cabang-cabangnya, misalnya Achras zapota L.
3. Percabangan dikotom, yaitu cara percabangannya, yang batangnya setiap kali menjadi dua cabang yang sama besarnya, misalnya Gleichenia linearis Clarke.

Arsitektur Percabangan
     Pohon tersusun atas akar, batang, dan daun. Batang pada pohon memiliki banyak bentuk model percabangan. Bentuk model percabangan tersebut dinamakan arsitektur percabangan. Arsitektur percabangan pada pohon diakibatkan berkembangnya apikal dan dipengaruhi faktor-faktor tertentu, sehingga memiliki bentuk yang bermacam-macam (Weidenfeld and Nicolson, 1964). Model percabangan terdapat 23 macam model, variasi tertinggi berada pada musim tropis dan faktanya bahwa hutan hujan tropis memiliki variasi tertinggi (Tomlinson, 1983). Menurut Tomlison (1983), bahwa 21 model percabangan antara lain:
1.      Model Nozeran, yaitu poros apikal mengorientasikan pada deretan horizontal.
2.      Model Aubreville, merupakan jenis monopodial.
3.      Model Troll, merupakan jenis simpodial.
4.      Model Chamberlain, yaitu sumbu vegetatif yang tegak lurus di atas tanah.
5.      Model Corner, yaitu jenis monopodial dan dengan perhubungan lateral.
6.   Model Tomlison, yaitu sumbu batang otrotrop membentuk cabang otrotrop pada ketiak bagian batang bawah tanah.
7.      Model Hulttum, merupakan jenis monopodial dan pertumbuhannya terbatas.
8.      Model McClure
9.      Model Schoute
10.  Model Prevost
11.  Model Petit
12.  Model Koriba, yaitu batang simpodium.
13.  Model Rauh, merupakan monopodium otrotrop.
14.  Model Attims,
15.  Model Stone
16.  Model Scarrone
17.  Model Fagerlind
18.  Model Roux, merupakan monopodium otrotrop.
19.  Model Cook
20.  Model Massart, merupakan monopodium otrotrop.
21.  Model Leeuwenberg
Gambar 2. Model Arsitektur: (a). Model Nozeran (b). Model Aubreville (c). Model Troll (Tomlison, 1983)
Gambar 3 Model Arsitektur (Tomlinson, 1983)

              Namun, menurut Prusinkiewicz (2001), terdapat 2 jenis model lagi, yaitu model Mangenot dan model Champagnat.
Gambar 4. Model Mangenot (Prusinkiewicz, 2001).

Gambar 5. Model Champagnat (Prusinkiewicz, 2001).
 
Referensi
Beck, Charles B. 2010. An Introduction to Plant Structure and Development. New York: Cambridge University Press. 
Bendre, Ashok M., Ashok Kumar. 2010. A Text Book of Practical Botany II. New Delhi: Capital Offset Press. 
P. Prusinkiewicz, W. Remphrey. 2001. Characterization of architectural tree models using L-systems and Petri nets. In M. Labrecque (Ed.): L'arbre - The Tree 2000. Papers presented at the 4th International Symposium on the Tree held at the Montreal Botanical Garden, August 20-25, 2000. Isabelle Quentin Publ., Montreal, 2001, pp. 177-186. 
Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 
Tomlinson, P.B. 1983. Tree Architecture. Massachusetts: Harvard University. 
Weidenfeld and Nicolson. 1964. The Life of Plants. London: E.J.H. Corner.

0 Comments