Ikan Lele (Clarias batrachus)

A.    Morfologi Ikan Lele (Clarias batrachus)

Ikan lele (Clarias batrachus) dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan). Spesies Ikan Lele nama lokal Lele kampung dengan distribusi menyebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara (Warseno, 2018). Menurut Putra (2014), menyatakan bahwa Ikan lele (Clarias batrachus) merupakan ikan yang hidup di air tawar dengan ukuran kepala hampir mencapai seperempat dari panjang tubuhnya. Morfologi dan Anatomi Ikan lele (Clarias batrachus) terbagi menjadi 3 bagian yaitu :

1.      Kepala (Cepal)

Ikan lele (Clarias batrachus) Bentuk kepala pipih ke bawah dan tertutup oleh tulang pelat. Tulang pelat membentuk ruangan rongga di atas insang. Ruangan ini terdapat alat bantu pernafasan berupa Arborescent Organ. Mulut terletak pada ujung (terminal ) serta dilengkapi gigi nyata/ berupa permukaan kasar di mulut bagian depan. Ikan lele (Clarias batrachus) memiliki 4 pasang sungut yang terletak di sekitar mulut, dimana sepasang sungut di bagian hidung, mandibular luar, mandibular dalam dan sungut maxilar. Ikan lele (Clarias batrachus) mempunyai alat olfaktori di dekat sungut yang berfungsi untuk perabaan, penciuman dan penglihatan ikan lele (Clarias batrachus). Mata ikan lele (Clarias batrachus) berbentuk kecil dengan tepi orbital yang bebas. Matanya terletak pada latero-lateral/ permukaan dorsal tubuhnya yang dapat mengenali warna. Lensa mata ikan ini dapat bergerak keluar-masuk untuk memfokuskan pandangan. Ikan lele (Clarias batrachus) memiliki sepasang lubang hidung (nostrils) yang terdapat pada bagian anterior berfungsi untuk mendeteksi bau dan bersifat sangat sensitif.

2.      Badan (Abdomen)

Ikan lele (Clarias batrachus) memiliki bentuk tubuh memanjang, agak bulat dan tidak bersisik. Warna tubuhnya kelabu sampai hitam. Badan lele bagian tengahnya mempunyai potongan membulat, sementara bagian belakang tbuhnya berbentuk pipih ke samping (compressed). Tubuh ikan lele (Clarias batrachus) memiliki 3 bentuk potongan melintang yaitu pipih ke bawah, bulat dan pipih ke samping.

3.      Ekor (Caudal)

Ikan lele (Clarias batrachus) memiliki sirip membulat dan tidak bergabung dengan sirip bagian punggung maupun sirip anal. Sirip ekor yang berfungsi untuk bergerak maju. Sirip perut membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip bagian dada dilengkapi sepasang duri tajam yang disebut patil. Patil tersebut berfungsi untuk membela diri dari pengaruh luar musuhnya, selain itu pati l berfungsi untuk melompat keluar dari air dan melarikan diri. Kemampuan ikan lele (Clarias batrachus) berbeda dari ikan yang lainnya yaitu dapat berjalan di darat tanpa air dengan waktu cukup lama dan jarak yang cukup jauh.

Gambar 1. Morfologi ikan lele (Clarias batrachus)

 

B.     Habitat Ikan Lele (Clarias batrachus)

Ikan lele (Clarias batrachus) memiliki alat bantu pernafasan/ Arborescent organ sehingga sanggup hidup dalam kondisi oksigen yang terbatas dan di dataran rendah sampai daerah perbuitan yang tidak terlalu tinggi. Berikut kondisi yang optimal bagi ikan lele (Clarias batrachus) adalah sebagai berikut (Warseno, 2018):

1.      Tanah dengan jenis tanag liat/lempung, tidak berporos, berlumpur, dan subur. Ikan lele (Clarias batrachus) dapat hidup di lahan berupa sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolam kebun, dan blumbang.

2.      Hidup di daerah dataran rendah sampai daerah dataran tinggi mmaksimal 700 mdpl.

3.      Elevasi tanag dari permukaan sumber air dan kolam sekitar 5-10%

4.      Hidup pada suhu 20oC dengan suhu optimal antara 25-28oC. Pertumbuhan larva ikan lele (Clarias batrachus) pada suhu 26-30oC sedangkan untuk pemijahan pada suhu 24-28oC.

5.      Ikan lele (Clarias batrachus) mempunyai pH 6,5-0, kebutuhan O2 optimal yang cukup lebar dari 0,3 ppm dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter serta kandungan amonia terikat 147,29-157,56 mg/liter.

Lele ditemukan di substrat berlumpur dari beberapa sistem air. Spesies ini dapat ditemukan di air tawar, air payau, dan lingkungan darat. Ini biasa terjadi di badan air dataran rendah seperti saluran irigasi, danau, sawah, dan lahan basah. Clarias batrachus bersembunyi di lumpur selama bulan-bulan dingin dan kering untuk bertahan hidup dalam kondisi cuaca buruk. Lele ini dominan mendiami perairan tropis pada suhu 18 derajat Celcius atau lebih, tetapi mentolerir habitat darat dengan suhu antara 0-18 derajat Celcius. Sementara spesies ini ditemukan dalam banyak kondisi air yang berlimpah di perairan rawa. Clarias batrachus dapat bertahan hidup di luar air dan melakukan perjalanan di darat selama insangnya tetap lembab. Paling umum melihat C. batrachus di luar air setelah hujan lebat (Grober et.all, 2015).

C.    Klasifikasi Ikan Lele (Clarias batrachus)

Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk ke dalam ordo Siluriformes dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Ikan lele dicirikan dengan tubuhnya yang licin dan pipih memanjang, serta adanya sungut yang tumbuh dari daerah sekitar mulutnya. Nama ilmiah Lele adalah Clarias spp. yang berasal dari bahasa Yunani "chlaros", berarti "kuat dan lincah". Dalam bahasa Inggris lele disebut dengan beberapa nama, seperti catfish, mudfish dan walking catfish. Klasifikasi ikan lele berdasarkan Teugels et all 2003 adalah

Kingdom         : Animalia

Sub-kingdom : Metazoa

Phyllum         : Chordata

Sub-phyllum  : Vertebrata

Kelas              : Pisces (ikan yang punya insang untuk bernapas)

Sub-klas         : Teleostei ( ikan bertulang keras )

Ordo       : Ostariophysi ( ikan yang dirongga perutnya sebelah atas ada tulang sebagai alat keseimbangan / sebagai tulang weber )

Sub-ordo        : Siluroidea ( berkulit licin, tidak bersisik)

Familia           : Clariidae ( kepala gepeng dan mempunyai alat pernapasan tambahan)

Genus            Clarias

Species          Clarias batrachus

 

D.    Morfometri Ikan Lele (Clarias batrachus)

           Morfometri merujuk pada analisis kuantitatif suatu bentuk dan ukuran. Analisis morfometri umumnya digunakan pada organisme atau temuan fosil, dampak mutase terhadap bentuk, dan perubahan bentuk akibat perkembangan usia. Tujuan morfometri adalah menguji hipotesis terhadap perubahan bentuk secara statistik, meliputi pengukuran Panjang dan analisis kerangka suatu organisme (Turan, 1998). Ikan Lele lokal yang diperoleh dari hasil sampling di kawasan sungai berantas Badher Bank di Kabupaten Blitar Jawa Timur, memiliki dua jenis bagian yang dimorfometri yaitu kepala dan ukuran keseluruhan tubuh ikan. Morfometri bagian kepala terdiri dari lebar kepala 2.1 cm, panjang kepala 3 cm, jarak antar mata (interorbital) 1.3 cm, diameter mata 0.2 cm, panjang moncong 0.6 cm, jarak moncong dengan tonjolan oksipital 2.5 cm, panjang tonjolan oksipital 0,14 cm dan lebar tonjolan oksipital 0.1 cm. Hasil morfometri keseluruhan tubuh ikan terdiri dari jarak prepektoral 2 cm, panjang sirip pectoral 3.5 cm, jarak predorsal 4.2 cm, jarak antara tonjolan oksipital dengan sirip dorsal 1 cm, jarak preventral 5.5 cm, jarak preanal 5.8 cm, tebal tubuh di daerah anus 2.3 cm, panjang sirip dorsal 7.5 cm, panjang sirip anal 5.5 cm, jarak antara sirip dorsal dan sirip kaudal 0.3 cm, panjang duri pektorla 0.8 cm, panjang standar 11.5 cm, ketebalan caudal penducle 1.5 cm dan panjang total 13 cm.

            Spesies lele ini masuk dalam kategori resiko rendah (Least Concern) (Allen, 2011). Penyebaran ikan ini berada di Cina, Guam, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Papua Nugini, Filipina, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Inggris Raya (UK) dan Amerika Serikat. Penyebaran C. batrachus berada di pulau Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Ikan banyak hidup di dataran rendah pada perairan payau dan tawar. Ikan lele ini dapat ditemukan di sungai, danau, kolam dan waduk. Ikan ini bertelur pada bulan Juli sampai Agustus bertepatan dengan angin muson barat daya (Allen, 2011). Ikan C. batrachus merupakan ikan predator yang rakus, memakan jenis ikan lain dan juga amfibi. Ikan ini mendominasi habitat asli dari ikan lele endemik di Filipina (BKIPM, 2011).

  

DAFTAR PUSTAKA

 

Allen, D.J. 2011. Clarias batrachus. The IUCN Red List of Threatened Species 2011. https://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2011-1.RLTS.T166613A6247551.en. Diakses pada 23 April 2020.

 

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. 2011. Invasive Alien Species-Ikan Lele. http://www.bkipm.kkp.go.id/bkipmnew/ias/ias_dtl/45. Diakses pada 23 April 2020

 

Grobler, J. P., Ndyogolo, S., Barasa, J., Abila, R., Bindeman, H., & Schlemmer, A. F. (2015). Genetic identification of invasive walking catfish, Clarias batrachus, intermingled with African catfish, C. gariepinus, in South Africa. African Journal of Wildlife Research45(1), 55-62.

Putra, D. 2014. RAM JET VENTILATION, Perubahan Strukturmorfologi Dan Gambaran Mikroanatomi Ikan Lele (Clarias Batrachus) Akibat Paparan Limbah Cair Pewarna Batik. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Teugels, G. G., & Pouyaud, L. (2003). Description of two new Clarias species from Borneo (Siluriformes, Clariidae). Cybium (Paris)27(2), 153-161.

Warseno, Y. 2018. Budidaya Lele Super Intensif di Lahan Sempit. Jurnal Riset Daerah. XVII.2:1-25.

 

 

0 Comments