Sitokinin

Sitokinin
      Sitokinin merupakan turunan adenin N6 yang mempengaruhi banyak aspek pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, meliputi pembelahan sel, inisiasi dan pertumbuhan tunas, senesensi daun, dominansi apikal, hubungan sink/source, pengangkutan nutrisi, filotaksis dan vaskuler, gametofit, perkembangan embrionik, dan respons terhadap faktor biotik serta abiotik. Sitokinin juga merupakan hormon yang berperan aktif, bersinergi maupun bekerja antagonis dengan fitohormon lainnya, seperti auksin. Maka dari itu, keberadaan sitokinin di dalam tumbuhan juga dapat diatur oleh hormon lainnya (Argueso dkk., 2012; Hwang dkk., 2012).
      Kelompok sitokinin yang paling umum adalah mempunyai rantai samping isoprenoid, yaitu trans-zeating (tZ). Zeatin bisa dalam bentuk cis dan trans pada tumbuhan tingkat tinggi. Bentuk trans merupakan sitokinin aktif di semua spesies tumbuhan (Gajdosova dkk., 2011), sedangkan bentuk cis menunjukkan aktivitas sitkoinin yang terbatas (Romanov dkk., 2006; Heyl dkk, 2012). Bentuk aktif sitokinin berupa basa bebas, sitokinin juga ada sebagai riboside (gula ribosa melekat pada N9 nitrogen pada cincin purin) dan ribotide (sebagian ribose mengandung kelompok fosfat) (Gambar 1). Sitokinin juga dapat berkonjugasi dengan sebagian gula, paling sering adalah glukosa. Menurut asalnya, sitokinin terbagi menjadi dua, yaitu sitokinin alamiah dan sitokinin buatan (artifisial). Sitokinin alamiah merupakan sitokinin yang dihasilkan dan berlimpah pada tumbuhan zeatin, sedangkan sitokinin buatan seperti kinetin dan benzyladenine merupakan sitokinin aromatik (Kieber & Schaller, 2014). Sitokinin secara positif mampu meregulasi pembelahan sel pada daun yang berkembang, menginisiasi sifat gerigi pada tepi daun dan menghambat senesensi. 


(Kieber & Schaller, 2014)
Gambar 1. Struktur sitokinin 

0 Comments