Protozoa dan Alga


Struktur Protozoa
      Protozoa memiliki ukuran 2 hingga 100 µm, eukariotik dan bersel tunggal. Protoplasma ditutup dengan membran sel. Organel pada sel memiliki granul, yang dapat menyimpan makanan, seperti vakuola kontraktil dan pencernaan. Nukleus mengandung kromatin yang mengolompok atau terpisah dan kariosom.  Organ motil bervariasi, terbentuk dari terusan sitoplasma atau pseudopodia, atau struktur yang lebih kompleks seperti flagella, silia atau dengan membran yang bergelombang (Neal, 2007).

(Neal, 2007).
Gambar 1. Protozoa berdasarkan motil

Pengelompokkan Protozoa
  • Amebae
      Organisme amebae merupakan bersel tunggal, yang terkarakterisasi berupa adanya pseudopodia sebagai alat geraknya. Motil dihasilkan dari fase makan (trophozoite), sedangkan fase nonmotil atau fase tidak mencerna makanan adalah cyst. Organisme pada kelompok ini adalah Entamoeba histolytica, Acanthamoeba, dan Naegleria. Organisme Amebae ada yang hidup sebagai parasit dan hidup bebas di alam. (Neal, 2007).

(Mehlhorn, 2008)
Gambar 2. Entamoeba histolytica
  • Flagellata
      Organisme yang memiliki fagella, biasanya mempunyai organ spesial, seperti sucking disk, axostyle dan undulating membrane. Umumnya, organisme memiliki fase tropozoit dan kista dalam siklus hidupnya. Contoh organisme dengan motil flagella adalah Giardia sp., Trichomonas sp., Trypanosoma sp., dan Leishmania sp. (Neal, 2007).

(Clark, 2004)
Gambar 3. Trypanosoma sp.
  • Siliata
     Siliata merupakan bersel tunggal dan berukuran lebih besar daripada semua protozoa. Organisme pada kelompok ini dapat bergerak dengan silia yang berada di permukaan sel. Siliata juga memiliki fase tropozoit dan kista. Contoh organismenya antara lain, Paramecium sp., dan Balantidium sp. (Neal, 2007).

(Neal, 2007)
Gambar 4. Paramecium sp.

  • Sporozoa
      Sporozoa merupakan protozoa yang berukuran paling kecil. Sporozoa juga terkarakterisasi oleh adanya perbanyakan secara intraseluler. Sporozoa biasanya merupakan parasit, seperti Cryptosporidium sp., Cyclospora sp., Isospora sp., Sarcocystis sp., dan Toxoplasma sp. (Neal, 2007).
(Liu, 2014)
Gambar 5. Isospora belli

Struktur Alga
      Alga tidak memiliki struktur yang kompleks seperti tumbuhan. Alga tidak memiliki akar, batang, daun, jaringan vaskuler, dan beberapa memiliki spesialisasi dan diferensiasi pada sel vegetatifnya. Selain itu, alga tidak membentuk embrio, struktur reproduksi terdiri dari sel yang fertil dan jarang sel yang steril. Alga dapat hidup tunggal atau berkoloni. Alga memiliki pigmen klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. (Neal, 2007).

Pengelompokkan Alga
  • Rhodophyta
      Alga merah umumnya adalah multiseluler, dan tidak terdapat flagella. Beberapa spesies alga merah mengandung fikoeritrin, yaitu pigmen aksesoris untuk fotosinstesis berupa warna merah, dan sedikit klorofil, yaitu zat hijau. Oleh karena itu, alga merah berwarna merah lebih dominan. Alga merah biasanya ditemukan pada air tropis. Selain itu, juga sering terdapat pada lingkungan air tawar dan terestrial (Equity, 2014).

  • Chlorophyta dan Charophyta
      Alga hijau memiliki struktur kloroplas yang dominan. Charophyta hidup relatif ditemukan pada habitat lembab dan adanya ekosistem yang tidak tercemar. Chlorophyta memiliki habitat di air tawar, tanah lembap, dan tempat yang terdapat komponen plankton. Chlamydomonas merupakan contoh dari anggota Chlorophyta uniseluler dedngan bentuk seperti buah pir. Volvox juga merupakan contoh dari Chlorophyta yang berkoloni, terdiri dari banyak sel individu, tetapi juga sering dispelialisasikan sebagai organisme multiseluler. Koloni Volvox terdiri dari 500 hingga 60.000 sel, dengan tiap sel memiliki dua flagella.

(Equity, 2014)
Gambar 6. Koloni Volvox aureus


Referensi
Clark, P. 2004. Haematology of Australian Mammals. Csiro Publishing. Collingwood.
Equity, T. 2014. College Biology Volume 2 of 3. Textbook Equity. New York.
Liu, D. 2012. Molecular Detection of Human Parasitic Pathogens. CRC Press. New York.
Melhhorn, H. 2008. Encyclopedia of Parasitology: A-M. Springer Science & Business Media. New York.
Neal, J. M., dan James P. R. 2007. Complications in Regional Anesthesia and Pain Medicine. Elsevier Health Sciences. New York.

0 Comments