Bagian Eksternal
Bagian
eksternal mamalia tertutupi oleh kulit dengan kelenjar multiseluler. Kulit dan
kelenjar bersama-sama dengan folikel rambut dan tambahan epidermis. Epidermis
seluruhnya terdiri dari keratinosit, salah satu tidak termasuk melanosit
dendritik dan sel langerhans yang bukan merupakan epitel dalam asalnya (Watling
dan Martin, 2013).
Bagian Internal
1. Sistem Reproduksi
Sistem
reproduksi antara jantan dan betina berbeda. Organ reproduksi pada betina
dibagi dalam organ eksterna dan organ interna. Organ interna dikenal sebagai
vulva, terdiri atas mons, veneris, labia mayora, nimfae atau labia minora,
klitoris. Mons veneris merupakan lemak yang terletak di depan simfisis pubis.
Labia mayora terdiri atas kulit dan lemak, dan jaringan otot polos, pembuluh
darah dan serabut saraf. Labia minora merupakan dua lapisan kecil dari kulit
dan mengandung jaringan erektil. Klitoris merupakan sebuah jaringan erektil
kecil dan letaknya berada pada anterior dalam vestibula. Vestibula di setiap
sisinya dibatasi oleh lipatan labia dan bersambung dengan vagina. Vagina adalah
tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris khusus, yang
dialiri pembuluh darah dan banyak serabut saraf (Rika dkk., 2015).
Organ reproduksi bagian dalam
terdiri atas uterus, dua ovarium dan tuba falopi yang terletak di dalam pelvis.
Rahim (uterus) merupakan organ yang tebal, berotot, berbentk buah pir, terletak
dalam pelvis. Uterus terbagi menjadi tiga bagian, yaitu fundus, badan uterus,
serviks. Uterus berfungsi untuk menahan ovum yang dibuahi selama perkembangan.
Uterus pada bagian endometrium disiapkan untuk menerima ovum yang telah
dibuahi. Ovarium merupakan kelenjar berbentuk biji buah kenari terletak di
sebelah uterus. Fungsinya adalah produksi ova, produksi ustrogen, produksi
progesterone. Tuba falopi merupakan saluran telur yang berfungsi untuk
menghantarkan ovum dari ovarium ke uterus. Tuba falopi juga menyediakan tempat
untuk pembuahan (Rika dkk., 2015)
Sistem organ reproduksi pada jantan terdiri atas bagian utama, yaitu testis, testosteron, vesikula seminalis, epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, skrotum dan penis. Testis merupakan tempat spermatozoa dibentuk dan hormon kelamin. Testosteron merupakan hormon kelamin yang disekresikan oleh sel interstisiil, yaitu yang terletak di dalam ruang-ruang antar tubulus seminiferus. Vesikula seminalis merupakan dua buah kelenjar tubuler yang terletak kanan dan kiri di belakang leher kandung kencing. Epididimis merupakan organ yang terdiri atas sebuah tabung sempit dan panjang. Vas deferens merupakan saluran yang berjalan dari bagian bawah epididimis. Kelenjar prostat mengeluarkan sekret cairan yang bercampur dengan sekret dari testis. Skrotum merupakan sebuah struktur berupa kanton yang terdiri atas kulit tanpa lemak. Penis merupakan tempat muara dari uretra, yang terdiri atas jaringan seperti busa (Rika dkk., 2015).
2. Sistem Saraf
Sistem
saraf tersusun atas sel saraf (neuron). Sistem saraf terdiri atas sistem saraf
pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat berfungsi untuk menerima,
memproses, menginterpretasikan dan menyimpan informasi sensoris yang datang.
Sistem saraf pusat mengirimkan pesan untuk otot, kelenjar dan organ internal
setelah impuls dikelola sebelumnya. Secara konsep, sistem saraf pusat terdiri
dari dua komponen, yaitu otak dan saraf tulang belakang (spinal cord). Saraf
tulang belakang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan otak dengan
bagian-bagian lain dari tubuh yang terletak di bawah leher. Saraf tulang
belakang juga menghasilkan perintah tanpa bantuan otak. Refleks saraf tulang
belakang bekerja tanpa usaha yang disadari (Wade
dan Tavri, 2009).
Sistem
saraf perifer atau peripheral nervous system (PNS) berfungsi menangani
informasi yang masuk dan keluar dari sistem saraf pusat. PNS meliputi semua
bagian dari sistem saraf yang yang terletak di luar otak dan spinal cord.
Sistem saraf perifer terdiri dari saraf-saraf sensorik dan saraf motoris. Saraf
sensorik membawa pesan dari reseptor-reseptor khusus seperti alat indera menuju
sistem saraf pusat. Saraf motorik berfungsi untuk membawa pesan dari sistem
saraf pusat ke sejumlah otot, kelenjar dan organ internal (Wade
dan Tavri, 2009).
3. Sistem Pernafasan
Pernapasan
merupakan proses yang terjdainya pertukaran gas di dalam jaringan (pernapasan
dalam) dan yang terjadi di dalam paru-paru (pernapasan luar). Sistem pernafasan
meliputi saluran pernafasan. Saluran pernafasan terdiri atas nares anterior,
rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus. Nares anterior merupakan
saluran di dalam lubang hidung yang memuat sejumlah kelenjar subaseus yang
tertutup oleh rambut-rambut kasar. Rongga hidung dilapisi oleh selaput lendir.
Faring atau tekak merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak
hingga persambungannya dengan esofagus, sedangkan laring atau tenggorokan
terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkan dari kolumna vertebra.
Trakea merupakan saluran lanjutan dari laring dan dilanjutkan dengan bronkus yang
merupakan belahan dua trakea (Rika dkk., 2015).
4. Sistem Pencernaan
Sistem
pencernaan berkaitan dengan penerimaan makanan dan dicerna oleh tubuh. Menurut
Rika dkk. (2015), saluran pencernaan terdiri atas sebagai berikut.
1. Mulut, terdiri atas kelenjar ludah
(saliva)
2. Faring
3. Esofagus (kerongkongan)
4. Ventrikulus (Lambung)
5. Usus Halus
6. Usus Besar (kolon).
Rika,
Andriyani, Ani Triana, dan Widya Juliarti. 2015. Buku Ajar Biologi Reproduksi
dan Perkembangan. Deepublish. Yogyakarta.
Wade, C.,
dan Tavri, C. 2009. Psikologi. Erlangga.
Jakarta.
Watling, Les
dan Martin Thiel. 2013. Functional
Morphology and Diversity. Oxford University Press. Oxford.
0 Comments