Leukosit atau sel darah putih diproduksi di jaringan hemopoetik yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh untuk melawan zat asing yang berbahaya bagi tubuh. Leukosit memiliki sebuah nukleus yang tidak mengandung hemoglobin. Gerakan yang dimiliki dan dilakukan leukosit adalah gerakan amuboid (Indriasari, 2009). Menurut McCall (2008), berdasarkan adanya granula atau tidak dalam sitoplasma, leukosit diterbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Granulosit, merupakan leukosit yang mempunyai granula di dalam sitoplasma. Granulosit terdiri atas neutrofil, eosinofil dan basofil.
- Neutrofil merupakan salah satu jenis leukosit yang berukuran besar, memiliki ukuran 2 kali lebih besar daripada eritrosit (sel darah merah).
- Eosinofil, terlibat dalam alergi dan infeksi dalam tubuh, jumlahnya 1-2% dari seluruh jumlah leukosit.
- Basofil, jumlahnya 0,5-1% dari seluruh leukosit, dan terlibat dalam reaksi alergi.
(McCall, 2008)
Gambar 1. Granulosit; Neutrofil, eosinofil, basofil.
2. Agranulosit, merupakan leukosit yang tidak memiliki granula di dalam sitoplasma. Agranulosit terdiri atas limfosit dan monosit.
- Limfosit, berperan dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi, jumlah normal 20-35% dari seluruh leukosit.
- Monosit, salah satu leukosit dengan inti berukuran besar dengan ukuran 2 kali lebih besar dari eritrosit, diproduksi di jaringan limpatik, serta jumlah normal dalam tubuh adalah 2-8% dari seluruh leukosit.
(McCall, 2008)
Gambar 2. Agranulosit; limfosit dan monosit.
Referensi
Indriasari, Devi. 2009. 100% Sembuh Tanpa Dokter. Penerbit Pustaka Grhatama. Yogyakarta.
McCall, Ruth E., dan Cathee M. Tankersley. 2008. Phlebotomy Essentials. Lippincott Williams & Wilkins. Baltimore.