Struktur protein dibedaan dalam empat level, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener. Struktur primer menyatakan susunan linear asam-asam amino sepanjang rantai polipeptida. Struktur sekunder menggambarkan pola pelipatan bagian-bagian polipeptida ke struktur yang teratur, misalnya heliks dan lembaran terlipat-beta (beta-pleated sheet). Struktur tersier menggambarkan pelipatan bagian-bagian antara heliks-alfa dan lembaran-beta serta interaksi nonkovalen yang menyebabkan terjadinya pelipatan sesuai rantai polipeptida. Interaksi nonkovalen tersebut adalah ikatan hidrogen, ikatan hidrofobik, dan interaksi van der Waals (Yuwono, 2008). Struktur kuartener menunjukkan interaksi nonkovalen yang mengikat beberapa rantai polipeptida dalam satu molekul tunggal protein, seperti hemoglobin. Berdasarkan fungsinya, protein dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: (1) Protein lengkap, berfungsi untuk pertumbuhan, penggantian jaringan yang rusak dan pembentuka enzim, hormon, antibodi dan energi; (2) Protein setengah lengkap (half-complete protein), protein tersebut memiliki fungsi sama dengan protein lengkap, kecuali untuk pertumbuhan karena asam amino yang dikandungnya tidak cukup untuk pembentukan jaringan baru; (3) Protein tidak lengkap (incomplete protein), merupakan jenis-jenis makanan sumper protein nabati seperti kacang-kacangan dan biji-bijian. Berdasarkan asam amino yang dikandungnya, protein dibedakan menjadi protein esensial dan protein nonesensial (Hartono, 2006).
Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. EGC. Jakarta.
Nelson, D. L. 2008. Principles Of Biochemistry. W.H. Freeman and Company. New York.
Yuwono, Triwibowo. 2008. Biologi Molekular. Erlangga. Jakarta.
0 Comments